Senin, 31 Juli 2017

Dusun Njangkung

Sudah lama saya ingin mengeksplor tempat ini.Karena keterbatasan waktu baru saat ini saya bisa melepaskan keingintahuan yang sudah hampir berkarat.
Meskipun cuma dapat waktu setelah tiba sholat ashar saya nekat mengayuh sepeda menuju lokasi.


Sedikit tergesa gesa kurasa,sore hari
memang bukan waktu yang tepat untuk acara blusukan tempat baru.
Dari rumah saya melewati desa Tumpuk.Kemudian sampai di Desa Ngepeh,dari balai desa ini saya belok kekanan.
Dan mulai disini saya sudah mulai merasakan nuansa yang santai lepas dari bisingnya suara kendaraan bermotor.
Sebenarnya dalam acara mancal selama ini tempat tujuan bukanlah pilihan nomer satu melainkan bagaimana saya akan menikmati perjalanan saya yang tenang dan mendapat momen2 yang tidak atau jarang saya temui dirumah,oleh sebab itu saya sering menolak ajakan rekan2 saat diajak mancal ke suatu tempat wisata,atau tempat2 hits yang sedang digandrungi.
Karena alasan ini saya jadi lebih sering bersepeda sendirian,menyusuri pelosok2 pedesaan atau sekedar keliling area persawahan.Meskipun demikian saya juga tidak bisa menolak bila diajak melibas jalur2 offroad pegunungan.

Jembatan tua
Seingatku sudah dua kali jembatan tua ini saya lewati.Mungkin hanya ada dua akses untuk menuju dusun Njangkung ini bila kita dari desa Ngepeh,pertama jembatan ini dan kedua jembatan sebelah timur pasar Ngepeh.
Yang saya sukai dari sebuah dusun itu adalah jauhnya dari hiruk pikuk kehidupan kota,meskipun di kota saya ini tak begitu terlihat kesenjangan sosialnya antara kehidupan kota dan pedesaan.Akan tetapi disini mudah sekali ditemukan yang namanya ramah tamah dan ketenangan.

Sehabis acara foto2 dijembatan tua ini saya meneruskan menyusuri jalan yang seharusnya sudah mendapatkan perbaikan.
Ternyata ditempat yang baru ini ada juga yang mengenal saya.Rupanya mereka itu pelanggan nasi goreng Bapak....hehehehe.

Njangkung
Sekitar 500 meter kemudian saya sudah sampai pada jalan menanjak diwilayah dusun Njangkung ini plus menu tambahan stoper cable inner fd si Thrill ini nyangkut dirantai,lumayan lama melepasnya karena berbekal batu dan obeng saja.
Memang disinilah manfaat jika kita membawa peralatan yang cukup ketika bersepeda apalagi daerah yang dituju itu jauh dari pemukiman.
Si logam mungil ini akhirnya terlepas juga,berangkaaaat.

Saya tidak sempat mengambil foto2 dan menyusuri gang2 di Dusun ini,tujuan saya berubah karena mendapat informasi kalau dusun ini terhubung dengan dusun Ndukuh yang terpisah satu bukit tetapi harus melewati jalan ditengah hutan.
Melihat jam masih ada sedikit waktu saya pun nekat sendirian menyeberang hutan yang tak terlalu panjang.

Rumah paling pinggir Njangkung
Rupanya hutan ini banyak didominasi pohon jati pada sisi selatan.
Merinding juga saya sore2 berada ditengah hutan,music player di handphone pun tidak cukup menghibur pikiran yang sedang berjuang keras melawan prasangka2 yang tidak rasional.


Jangan sampai tersesat yang ada dipikiran saya,bayangin saja saya hanya berbekal air putih dan handphone sebagai alat komunikasi.
Pentingnya seorang rekan dikala sedang bersepeda baru terpikirkan pada saat2 seperti ini,namun disisi lain saat berangkat saya cuma terbius bayangan indahnya menikmat hutan dikala senja.
Pernah sekitar satu tahun yang lalu,saat itu saya sendirian sedang mencoba jalur baru di desa jambu karena jalannya mendaki dan berupa patahan2 saya hampir pingsan ditengah hutan pinus karenanya.Dan saya pun langsung balik arah setelah merasa tenang walaupun sudah separo perjalanan.





Kembali kehutan Njangkung tadi,dan tak disangka beberapa puluh meter disisi kiri saya terlihat area pemakaman,semakin membuat jantung saya berdetak kenjang ini.Ditengah rasa was was beruntung  saya bertemu bapak2 pencari rumput dan dari informasi beliau dusun Ndukuh sudah dekat tinggal meliwati turunan.
Saya tak lantas langsung meluncur menuju turunan,momen yang sepi dan tenang ini saya coba nikmati dengan sebungkus cigaret yang tersisa ditas pinggang.Sambil memandang daun daun pohon yang bersenggolan karena angin sore,ditambah lagi suara musik dari handphone bersahutan merdunya ocehan burung.



Dan berikut adalah foto2 ketka saya sudah sampai di dusun Ndukuh.

Bapak yang ketemu saya tadi

Dusun Ndukuh

Add caption

1 komentar:

  1. asyik banget jelajah pedesaan dan melalui jalur2 single track .. enjoyyy

    BalasHapus